UNTAIAN KATA - Bagaimana Seharusnya Seorang Teman? #FRIENDSHIP 2


Hai, bagaimana harimu? Menyenangkan? I hope so. Untuk yang tidak, tetap semangat ya.. 😊

Entahlah akan menjadi seperti apa tulisan ini. Aku hanya ingin mencurahkan apa yang aku rasakan saat ini, terutama tentang kehidupan pertemananku dan bagaimana aku memandang hubungan pertemanan. Mungkin ada dari kalian yang relate.

Bisa dibilang aku memiliki banyak teman dari background yang berbeda-beda, makanya aku sangat mudah mendapatkan informasi apapun yang aku mau. Aku yakin siapa pun yang mengenalku setuju akan statement tersebut. 

Aku sangat mudah masuk ke dalam sebuah circle pertemanan, tapi belum tentu permanen, hiyaaa.. wkwkwk maksudku tidak semua orang bisa satu frekuensi dengan kita. Balik lagi ke postinganku sebelumnya kalau teman itu ada banyak macamnya.

Tapi, dari sekian banyak teman yang kupunya selama ini, aku belum menemukan teman yang memang benar-benar 'teman'. Teman yang selalu berusaha ada, baik dalam berbagi suka maupun duka. Teman yang tidak memandang rendah yang lain. Dan, teman yang sebisa mungkin membantu. Padahal, aku cukup banyak memiliki circle pertemanan, baik dari SMP, SMA, dan kuliah. Dengan kata lain, aku merasa... kesepian.

Aku selalu berusaha ada untuk mereka. Bersedia menampung dan mendengarkan keluh kesah mereka. Merayakan ultah dan keberhasilan mereka. Selalu meluangkan waktu untuk membantu mereka. Bahkan, aku selalu mau kalau diajak mereka karena kalau aku yang mengajak, belum tentu mereka mau wkwkwk.

Di saat aku butuh bantuan dan tidak menemukan mereka, itu masih belum seberapa walaupun aku merasa sedikit kecewa dan sendirian. Aku selalu mengucapkan selamat untuk ultah mereka, namun mereka tidak demikian. 

Ada beberapa momen dimana aku merasa sangat sendiri dan tidak memiliki siapa-siapa. Beberapa momen? Aku bingung, ini satu rangkaian atau bagaimana. Pertama ketika aku ujian magang. Saat itu, beberapa teman bilang kalau ingin datang. Tapi ternyata, tidak ada satupun yang datang. Mungkin kebetulan aja kalau mereka sedang pulang kampung. Aku sempat menunggu beberapa menit, dengan harapan akan ada at least seorang teman yang datang. Tapi, nyatanya tidak. Aku pulang dengan perasaan kecewa. Entahlah ini kebetulan atau tidak, pada saat perjalanan pulang ke kos, hujan turun semakin lama semakin lebat. Saat itu pula, aku sudah tidak bisa membendung tangisanku. Drama sekali ya wkwkkwk.

Kedua, saat aku ujian skripsi. Ini momen yang paling menyedihkan menurutku. Di satu sisi, aku merasa lega dan senang karena akhirnya aku bisa melewati ujian terakhir kuliahku. Tapi di satu sisi, aku sedih. Tidak ada yang datang merayakan. Tidak ada yang mengunggah fotoku di story mereka, seperti orang lain. 

Ada sih yang selalu mengatakan "Kok nggak bilang sih kalau sempro dll?" Memangnya aku harus memberikan pengumuman? Kalau memang mau datang, ya datang aja, telat juga gapapa, aku pasti akan menghargai itu kok. Daripada hanya mengucapkan janji yang memberiku sedikit harapan, namun nyatanya hanya fana. Sakit? Banget. Lebih sakit lagi ketika teman kita mengucapkan selamat dengan mengunggah foto teman yang lain, sedangkan kita tidak. Padahal, kita dan temannya berada dalam satu hari yang sama. Contoh lagi, ada satu circle yang terdiri dari 3 orang, tapi yang diajak jalan cuma 1 orang, sedangkan yang satunya lagi nggak, terus habis itu foto hang outnya dipost di story. Astaga, sedih banget.. 😂

Akhirnya, aku menghibur diriku sendiri dengan mengatakan kalau ujian skripsi ini adalah waktuku untuk refleksi dan aku dedikasikan untuk diriku sendiri atas usahaku selama ini. Jangan mengharapkan kebahagiaan dari orang lain, bukan? Jadi, kita ciptakan sendiri saja 😊

Terkadang aku iri dengan orang yang lain yang selalu berbagi kebersamaan, suka, dan duka dengan temannya. Memberi mereka bunga, hadiah, snack, sash, dll. Betapa beruntungnya mereka yang merayakan keberhasilan bersama teman. 

Sempat terpikir "Kok aku nggak ya?" Kenapa aku tidak diperlakukan sebagaimana aku memperlakukan mereka? Bukannya aku meminta timbal balik, tidak sama sekali. Aku senang menjadi bagian dari perjalanan hidup mereka. Aku tidak menyesal sama sekali telah berkontribusi dalam kebahagiaan mereka. 

Sempat terpikir apa aku memang tidak seistimewa itu? Apa aku hanya butuh pengakuan? Apa hanya aku yang menganggap mereka teman, tapi mereka tidak? Apa pertemanan ini hanya status? Apa aku terlalu menuntut? Atau selama ini aku toxic di hidup mereka, tapi aku tidak menyadari?

Okey cukup sekian cuap-cuapku :') perlakukan teman kalian sebagaimana mestinya ya. Walaupun kalian menganggap mereka teman, tunjukkan supaya mereka tahu kalau mereka dihargai dan disayang. Jangan merasa bangga karena kalian lebih unggul dari mereka. Semoga kalian selalu diliputi dengan kebahagiaan dan tidak merasa sendiri. God bless...


Click the link below to read my previous thought about friendship.

https://ailifejournal.blogspot.com/2021/03/untaian-kata-friendship.html



Comments

Popular Posts